Budaya industri harus menjadi komponen pembelajaran yang penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan SMK. Hal inilah yang mengawali semangat budaya industri 5R diterapkan dalam lingkungan sekolah dalam kehidupan sehari-hari. 5R adalah tentang bagaimana kita membuat area belajar, area kerja, dan segala komponen yang berada di lingkungan tertata dengan ringkas, resik, rapih, rawat, dan rajin. Tujuannya adalah produktifitas. Produktifitas dalam belajar dan bekerja akan ditentukan bagaimana lingkungan kita tertata dengan baik, terstruktur, dan terawat.

Salah satu tugas kami yang telah menumbuhkan budaya 5R di lingkungan sekolah adalah ikut andil dalam mengedukasi dan membimbing pelaksanaan 5R di lingkungan sekolah ataupun instansi lainnya. Hal ini akan menjadi mata rantai yang baik melalui implementasi kolaboratif pelaksanaan 5R di berbagai tempat, salah satunya implementasi 5R di lingkungan puskesmas patikraja.

Pada bulan oktober 2019 ada agenda penting yang harus dilaksanakan oleh puskesmas patikraja, yaitu pelaksanaan akreditasi puskesmas. Dengan hal itu, siap dan tidak siap maka berbagai aspek disiapkan untuk memenuhi syarat dan ketentuan yang telah diketahui bersama. salah satu komponen yang harus disiapkan dengan baik selain dari segi pelayanan, adalah penataan area lingkungan puskesmas yang terstruktur, dan baik. Hal ini berkaitan dengan budaya di lingkungan kerja yaitu 5R. Memahami bahwa puskesmas patikraja tidak mengetahui harus dimulai darimana menyoal pelaksanaan 5R, dr. Maya selaku kepala puskesmas menyampaikan harapannya agar SMK Aryasatya dapat memberikan bimbingan dan arahan secara cepat, lugas, dan tepat dalam pelaksanaan 5R.

Kesempatan ini langsung direspon positif oleh tim 5R SMK Aryasatya yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah, Sudito, S.Pd. Bersama Tim 5R yang terdiri dari siswa-siswi KBI, implementasi berjalan dengan baik. Diawali dengan pelatihan 5R kepada para pegawai berupa penjelasan teori, maksud, tujuan, dan manfaat hingga turun ke lapangan untuk langsung mengimplementasikan 5R di puskemas patikraja. Bukan soal yang sulit untuk berkolaborasi menerapkan 5R, hal itu dikarenakan semangat ingin belajar yang tinggi dan mau memperbaiki dari rekan-rekan puskesmas. Setelah beberapa kali pelatihan dan mendekati akreditasi, implementasi 5R terus dilakukan dengan penuh semangat dan dedikasi. Mengingat area yang sangat terbatas, dan kurangnya penataan yang baik membuat pelaksanaan 5R benar-benar terlihat nyata dan banyak perubahan sebelum dilaksanakannya budaya 5R dengan setelahnya. Sampai akhirnya waktu pelaksanaan akreditasi berlangsung, dan lagi-lagi 5R menjadi salah satu pembedanya. Banyak respon positif hadir dari tim asesor dengan penngkatan kualitas yang ditunjukan oleh puskesmas patikraja, salah satunya adalah area kerja yang rapih dan tertata sesuai konsep 5R.

(Foto Tim 5R SMK Aryasatya Teknologi dengan Kepala Puskesmas Patikraja)

Akreditasi Puskesmas Patikraja menunjukan hasil yang positif dan diluar ekspektasi para pegawainya. Predikat UTAMA didapatkan oleh puskesmas patikraja. Ini bukan tanpa alasan, melalui kolaborasi implementasi 5R yang kuat antara SMK Aryasatya Teknologi dengan puskesmas patikraja menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan re-Akreditasi ini. Dengan kemauan yang kuat, dan semangat berbagi yang terstruktur menjadikan budaya 5R dapat diimplemantasikan oleh keluarga besar puskesmas patikraja. dr. Maya selaku kepala puskesmas patikraja menyampaikan, “Lokasi dan kondisi bangunan puskesmas patikraja yang tidak standar, membuat kami pesimis dalam menghadapi re-Akreditasi Puskesmas. Namun, sejak Tim 5R SMK Aryasatya hadir ditengah-tengah kami dengan memberikan ilmu, motivasi, dan arahan mewujudkan 5R di Puskesmas membuat semangat kami kembali meningkat. Alhamdulillah kami naik kelas 2 peringkat. Luar biasa, terimakasih SMK Aryasatya.”

Selamat kami ucapkan kepada puskesmas patikraja, semoga budaya 5R terus bertumbuh menjadi karakter yang positif dan berimplikasi pada peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, kepuasaan masyarakat, dan kebanggan kita semua.