SMK Aryasatya Menjadi Trainer Kelas Budaya Industri
Minggu, 9 September 2018 di SMK Muhammadiyah Kesesi, Pekalongan Kec.Kesesi, Kab.Pekalongan SMK Aryasatya menjadi pembicara pada acara diskusi kelas budaya industri dan pengenalan budaya 5R. Acara tersebut dilaksanakan atas permintaan SMK Muhammadiyah kesesi Pekalongan kepada SMK Aryasatya Teknologi Patikraja dalam rangka kerja sama pembentukan kelas budaya industri guna menuju sekolah yang berbudaya industri. Permintaan tersebut ditujukan kepada SMK Aryasatya karena Aryasatya merupakan sekolah yang dibina langsung oleh Yayasan Toyota dan Astra, serta telah mendapatkan lisensi dari YTA untuk menengembangkan program kelas budaya industri bagi sekolah yang berkenan untuk bermitra Izin dari Yayasan Toyota dan Astra selaku pemegang kendali kelas budaya industri pun turut mendukung terlaksananya acara diskusi ini.
SMK Muhamadiyah Kesesi Pekalonangan merasa perlu merubah pola pikir dan manajemen sekolah, Terutama pola pikir dan pola kehidupan pada seluruh warga sekolah. Juga perlunya merubah manajemen sekolah agar di era yang akan datang sekolah ini mampu bersaing dengan sekolah yang lain. Selanjutnya, SMK Muhammadiyah Kesesi Pekalongan membutuhkan mitra yang dapat diajak kerja sama dalam mewujudkan tujuan-tujuan di atas.
Terlaksananya kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara kepala sekolah SMK Muhammdiyah Kesesi Pekalongan, yaitu Bapak Abdul Kodir dan kepala SMK Aryasatya Teknologi Patikraja Bpk. Sudito. Berdasarkan pertemuan ini disepakati antara dua sekolah tersebut tuntuk menjalin kerja sama dalam pembentukan kelas industri dengan tahapan-tahapan yang disepakati juga.
Tahap yang pertama disepakati bahwa SMK Aryasatya Teknologi Patikraja diminta untuk meberikan materi pertama yaitu pengenalan budaya industri dan pengenalan budaya 5R yang diadakan di SMK Muhammadiyah Kesesi Pekalongan. Dalam tahapan SMK Aryasatya Teknologi Patikraja mengirimkan tim yang sudah berlisensi dari YTA yakni Bapak Sudito selaku kepala sekolah dan Bapak Uklik Ugianto selaku guru kesehatan jasmani.
Kedua narasumber tersebut meberikan materi-marerinya di SMK Muhammadiyah Kesesi Pekalongan pada waktu yang sudah tertera di atas. Pada tahap ini tim pemateri melakukan observasi lingkungan terhadap SMK Muhammdiyah Kesesi Pekalongan untuk mencari temuan temuan yang dirasa perlu dirubah agar menuju sekolah yang berbudaya industri. Tahap selanjutya adalah SMK Muhammdiyah Kesesi Pekalongan akan melakukan studi banding ke SMK Aryasatya Teknologi Patikraja guna meperkuat kerja sama tersebut. Namun, untuk kegiatan studi banding belum dapat dilaksanakan karena beberapa hal dan diharapkan dapat terlaksana di kemudian hari.
Kerja sama ini dapat terwujud atas dasar kesadaran SMK Muhammadiyah Kesesi Pekalongan yang dimotori oleh Bapak Abdul Kodir, yang dirasa perlu merubah budaya-budaya di sekolah tersebut. Akhirnya atas dasar tersebut SMK Muhammdiyah berusaha mencari mitra yang dipandang dapat bekerja sama. Berkat kesabaran dan kegigihan SMK Muhammmadiyah Kesesi Pekalongan dalam mencari mitra kerjsama, mereka menemukan Aryasatya di situs resminya. Karenanya memang SMK Aryasataya Teknologi Patikraja sudah terlebih dahulu membangun kelas budaya insudtri serta telah memiliki trainer-trainer yang berlisensi Yayasan Toyota dan Astra.